udah berapa lama yak, kagak buat cathetan?
1 bulan?
Oke, berarti itu adalah tempo waktu yang telah gue lalui untu berperang melawan perasaan hati sendiri dan membiarkan logika yang mengambil kendali.
Yak, dalam tempo itulah gue hanya merenungi nasib sebagai seonggok pria yang gagal menjalankan tugasnya mengambil tendangan penalti (?) #eh
Gue terlalu terpengaruh dengan apa yang di pikirkan dari hati, dan itu mengakibatkan sikap gue berubah akhir-akhir ini.
Hmm... Entah, sebenarnya apa yang udah gue lakuin sampe-sampe gue segitunya.
Terkadang sih, gue lebih memikirkan logika dan berpikir lebih positif mengenai hidup, tapi yah begitulah. Karena suatu hal, apa yang sudah terproses didalam kepala yang mengedepankan logika harus luluh lantah lagi karena hati yang berbicara. Kata mudahnya Buffer (Baca: Baper).
Entah kenapa sekarang banyak banget yang ngatain gue Buffer.an, padahalkan gue cuman ngebuat tulisan GaJe tanpa ada maksud apa-apa. Oke, mungkin beberapa tulisan ada maksud tertentu sih, tapi itupun cuman beberapa kali. Dan perlu diketahui, postingan super-baper-badai yang biasa gue posting itu juga hasil copas dari tumblrnya #Mbeeer. Jadi, ya kalau nemu kata-kata yang bagus langsung aja gue copas, tapi ya copasnya yang sesuai dengan keadaan yang mirip keadaan gue juga sih.
Kuliah gue gk terlalu semangat, nulis apalagi. Padahal project nulis sebenarnya batas akhirnya tuh Desember, lah sekarang malah mulur sampai Februari.
Dasar Tidak Bermoral!!
Karena itulah, kemarin-kemarin gue iseng tanya sama salah satu temen gue dan terjadilah percakapan seperti ini.
"Bro, lebih milih nyelesaiin suatu hal sampai bener-bener selesai atau nyicil berbagai hal tapi berkala?" Gue bertanya entah pertanyaan apa itu, yang jelas itulah yang terpikirkan didalam otak.
"Tergantung. Itu tergantung berbagai faktor." Jawabnya.
"Faktor? contohnya?" Gue masih belum Ngeuh.
" Simpel to lhee pertama jelas sikon; sikon wektu sikon badan sikon pikiran, kesempatan ya jelas mempengaruhi, belum yang lain-lain."
"Kalau faktornya dari aspek psikologis? Anda akan bagaimana, Pak Mario?"
"Faktor psikologis? Ya kalau memandang dari segi profesionalitas, gue lebih memprioritaskan sikon, tapi dari sisi kemanusiaan ya.... tahu sendiri lah"
Sumpah gue tertegun, gue terdiam. Entah gue gk tau kenapa nih anak punya kata-kata super kayak gitu. Padahal gue yakin ngajarin anak TK matematika aja dia kgak kompeten. Bukan karena gurunya, tapi materi yang diajarkannya Persamaan-Linear-Dua-Variable. anak TK mana mudeng!
Melihat kata "Profesionalitas" gue menjadi berpikir sejenak. Apa sebenarnya tujuan gue disini, kenapa dulu gue janji buat tulisan, kenapa gue bisa ganteng.
Gue jadi menyadari suatu hal, disini gue terlalu mengedepankan perasaan hati tanpa memfilternya dengan logika yang baik. Gue udah mirip filter rokok, diemut-emut, kalau udah abis dimatiin, abis itu dibuang. Cuman filter asapnya doang, nikotin masih ada.
Ya! gue harus berubah, Henshin!
(sfx: Sailor Moon)
Maksudnya gue harus berubah menjadi Adi yang lebih baik, Adi yang lebih #Profesional. Terserahlah apa yang ia lakukan di luar sana, yang penting Janji gue yaitu tulisam harus gue buat sebelum Februari!
Terserah, gue harus mengorbankan hati sejenak demi menepati janji apa yang udah gue buat!
Dan hal yang harus gue lakukan saat ini adalah nulis, yak nulis!
Let's Writing!!
0 komentar:
Posting Komentar