Rabu, 12 Juli 2017

Bus

Rizky masih menatap lekat-lekat seruatu yang ada di hadapannya. Dia begitu serius meperhatikan, seakan itu adalah terakhir kali ia akan melihatnya. Sebenarnya, pada pertama ia tidak terlalu memperhatikan dengan serius. Ia menatap lekat ke arah kepala di kursi bagian depan, seakan kepala itu adalah sebuah sasaran yang tidak boleh diabaikan sepersekian detik saja. Saat ini Rizky berada di dalam sebuah bus yang akan mengantarnya ke jalan pulang rumahnya. Di dalamnya hanya ada sedikit orang, tepatnya 4 orang. Dia, supir, kernet, dan seseorang yang ada di bangku bagian bus yang sedari tadi menjadi perhatian dari kedua bola matanya. Rizky ada di bangku belakang, tetapi matanya selalu melihat ke arah depan. Tidak ada niat dari Rizky untuk beranjak dari tempat duduknya apalagi maju kedepan, tubuhnya serasa sudah menancap pada bangku yang didudukinnya. Pemandangan dari sebelah jendela tidak membuat pandangan matanya beranjak dari tonjolan kepala itu. "Itu siapa yak?" Tanya Rizky dalam hati. Ada banyak kemungkinan dalam hal ini. Tetapi, sepertinya penampakan ini tidak asing bagi dirinya. Mungkin itu adalah Fira, kakak kelas yang juga adalah anak dari Wakil Kepala di Sekolahnya. Jawabannya bisa saja ia, karena gadis itu masih mengenakan atribut sekolah. Meskipun tidak jelas itu dari sekolahnya atau bukan. Atau mungkin dia Ara, seorang gadis seangkatannya waktu SMP yang sekarang sudah bersekolah dari tempat Rizky menimba ilmu. Memikirkan itu membuat Rizky melamun sejenak dan hanya memandang dengan alasan yang tidak jelas karena didalam kepalanya sedang menyelusuri siapa nama pemilik sebuah kepala yang ada didepannya itu. Tetapi, jika ditelusuri melalui ingatan Rizky kerudung yang digunakan gadis itu sepertinya sudah lama ia kenal. Dari jari-jari kepalanya yang jika diukur dengan rumus diameter x phi kuadrat dengan sisinya dihitung terpisah, sepertinya Rizky sudah menemukan titik terang. Asyik menghitung rumus, Rizky terperanjat karena kepala itu bergerak tidak beraturan, sepertinya pemilik kepala itu akan turun. Sontak melihat hal ini Rizky segera mengalihkan pandangannya ke arah jendela agar tidak tertangkap melihat sedari tadi. Bagaimanapun Rizky harus bisa jaga imej. Kepala itu berpaling, pemiliknya bersiap turun bus, dan berdiri bersiap ke arah pintu bus. Dengan keadaan bus yang kosong, pastilah pandangan gadis ini segera melihat ke arah Rizky. Rizky yang sedari tadi membuang muka ke jendela inipun juga sesekali memandang kedepan. Hingga. Hingga pandangan mereka bertemu, sepasang mata yang begitu membuat Rizky tidak ingin beranjak sedikitpun darinya. Tidak ingin terlihat memperhatikan, Rizky kembali membuang mukanya ke jendela. Meskipun matanya sesekali melirik gadis itu. Gadis itu masih ada di depan pintu, menunggu untuk turun dari bus. Rizky sekarang kembali memandang gadis yang sekarang sudah memandang keluar melihat tempatnya yang sudah dekat sepertinya. Matanya menangkap wajah seseorang yang ada di depannya. Matanya begitu membuaikan mata Rizky, Pipinya yang tirus ditambah lesung pipit yang imut itu tidak bisa diabaikan begitu saja. Bibir tipisnya tidak bisa diungkapkan dengan kata, hidungnya mancung dengan ada sedikit upil yang menghiasinya. Hih! Rizky langsung membuang muka! Bus berhenti. Gadis itupun turun meninggalkan Rizky, meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi seorang siswa kelas 11 yang duduk di bangku belakang ini. Bus kembali bergerak, tetapi pandangan Rizky masih berada di pintu itu. Mengingat kembali bagaimana ia melihat sosok yang begitu indah yang baru saja ada di hadapannya. Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan. Pikirannya berputar cepat, memori-memori dalam kepalanya berputar hebat, hingga akhirnya ia mendapat sebuah kesimpulan. Rizky berteriak mendapat kesimpulannya itu. "Ahh, Sialan! Rumahku kelewatan!" #EfekMatiLampu #Remake

0 komentar:

Posting Komentar