Malam ini terlewatkan dengan cara yang membosankan. Dan karena itulah muncul hasrat untuk meneruskan catatan yang sudah gue buat tadi pagi tetapi belum juga selesai. Alhasil malam ini gue terusin aja apa yang sudah gue buat tadi pagi.
***
And yeah, berhubung pagi ini nggak ada dosen di kelas yang mengajar dan juga para manusia berbatang sudah sibuk dengan kegiatannya sendiri. Akhirnya gue memutuskan untuk menulis catatan nggak jelas ini ditengah keramaian yang tidak menghiraukan hubungan secara personal.
.
Pagi ini gue bangun dengan kantuk masih melekat erat karena pagi-pagi gini sudah gerimis berjatuhan. Entah sih, kenapa kalo gerimis malah membuat hasrat untuk beraktivitas menjadi malas. Tapi memang benar, rasanya males banget, padahal harus berangkat pagi walaupun badan sudah tidak ingin lagi beranjak dari kasur. Kalo gini rasanya tuh kayak ingin terus mempertahankan walaupun sudah jelas akan berakhir di bagian belakang. #Halah
.
Nah, pas pagi berangkat ntuh, gue berjalan menyusuri jalan menerjang gerimis karena nggak mau telat. Dengan baju polo karena saat itu nggak kepikiran sama sekali.
Alhasil baju gue terkena rintikan yang membasahi sekitar baju gue.
.
Di jalan berangkat, kadang gue memikirkan kembali apa yang sudah pernah gue lakukan. Nah, karena itu gue mau sedikit mengangkat hal-hal apa yang terkadang menjadi tempat untuk mengenang kembali kenangan di masa yang telah lalu.
.
1. Lagu
Lagu memang terkadang memiliki "momennya" sendiri. Maksud gue, kadang lagu itu mengena di setiap aktivitas yang kalian lakukan.
Pas semangat, lagunya "Tetap semangat"
Pas tobat, lagunya "Tombo Ati"
Pas Galau, lagunya "Masih Sendiri"
Pas galau buat semangat tobat lagunya, "Tetap semangat mengobati hati yang sendiri."
.
Krikk
.
Nah, kadang juga, pas ada momen tertentu disitu juga ada lagu yang "menemani" walaupun tidak syncron dengan momen itu.
Misalnya pas lagi ada momen buat berduaan trus pada momen itu ada lagu "Goyang Dumang". Alhasil pas nanti sudah pisah dan kedengaran lagi lagu Goyang Dumang, disitu juga bakalan keinget juga kenangan berdua tersebut.
.
2. Aroma
Ini mungkin hanya terjadi pada sebagian orang saja ya, mungkin. Sebagian orang yang terkadang begitu sensitif terhadap hal di sekitarnya. Sama kayak uraian tentang lagu tadi, aroma ini terkadang juga memiliki momennya sendiri. Nah, kadang saat lu kenal deket sama seseorang, maka aroma inilah yang juga melekat di dalam memori otak.
Pernah nggak sih pada saat pergi kesuatu tempat lalu tiba-tiba kecium bau yang sepertinya sudah sangat begitu dikenal, dan keinget suatu hal yang pernah tejadi di masa lampu? Kalu tidak, berarti lu nggak termasuk sebagian orang di atas. :|
3. Tempat
Ngg kayaknya ini nggak perlu di jlasin. :|
4. Tulisan/Kata
Nah, ini adalah suatu hal yang gue gemari saat ini, tulisan. Emang yah tulisan itu bisa saja membuat memori tersendiri yang pasti melekat lama di setiap benak pembacanya. Salah satu alasan gue buat tulisan ini juga karena itu, buat ngingetin lagi diri gue di masa depan jika nanti akan kembali baca tulisan ini lagi. Karena gue yakin nggak ada orang lain lagi yang baca tulisan ini selain gue. *NgelapAirMata*
Para pengajar juga menganjurkan muridnya untuk rajin buat menulis, entah itu guru, dosen, ustadz, komentator dangdut, Bang Iful, semuanya. Karena menurut penelitian, dengan menulis dapat membuat sang penulisnya memiliki memori yang lebih kuat dalam tulisan tersebut. Dulu jugakan saat disuruh ustadz ngapalin surat pendek juga kan lewat tulisan, saat ngapalin lagu juga lewat tulisan, saat nyatain cinta juga lewat tulisan. Ngg... Bentar, abaikan yang terakhir.
Dulu kan juga pernah tuh nyimpen sms-sms yang dianggap pnting buat di baca lagi, kalau nggak yang sudah benar-benar galau akut malah mengekspresikan dirinya lewat Diary. Kalu gue sih nggak, gue lebih ke fesbuk galaunya deh ya. #Lupakan
5. Hujan
Ini juga salah satu hal yang entah mengapa menjadi suatu hal yang bisa megakibatkan suasana menjadi lebih galau nan dramatis dari biasanya, seperti yang gue alamin tadi pagi. Saat hujan, rintikannya begitu membuai nurani, seakan setiap tetesnya memiliki makna tersendiri. Dulu, semasa gue STM kelas Tiga dan dapat ruangan lantai dua saat hujan datang, temen gue tetiba bilang, “Hujan itu bisa menjadi mesin waktu.”
Dulu gue hanya bengong saja ngeliat dia ngomong kayak gitu, “Kesambet nih anak” Batin gue saat itu. Sampai akhirnya waktu mengajarkan gue akan hal itu, dimana setiap hujan bisa saja mengantarkan cerita kedalam kepala. Entah itu cerita yang akan ada ataupun yang sudah ada.
Ngg... Udah gitu aja yak. Males juga ngobrol sama diri sendiri (?). Sebenarnya sih masih banyak juga faktor lain yang mengakibatkan kenangan yang sudah lama terkubur dalam-dalam kembali muncul di permukaan. Tetapi, berhubung besok juga harus kuliah pagi dan Milan nanti pagi maen Coppa Italia, makanya gue juga membutuhkan apa itu tidur.
Kenangan memang tidak selalu menyenangkan, tetapi di setiap ketidak senangan itulah terjadi banyak hal yang pantas untuk dikenang.
Ah Sudahlah. Bye. Ciao. Tiati. Grazie Ragazzi.
P.S: Maybe you must try to out from that place.
0 komentar:
Posting Komentar